Kebun Binatang Surabaya (KBS) adalah salah satu kebun binatang tertua dan terbesar di Indonesia. Terletak di jantung kota Surabaya, Jawa Timur, KBS memiliki sejarah panjang dan merupakan ikon kota yang tak terpisahkan. Namun, di balik popularitasnya, KBS juga menyimpan cerita kontroversi, terutama terkait kesejahteraan hewan. Artikel ini akan mengupas tuntas sejarah, daya tarik, kontroversi, serta upaya perbaikan yang dilakukan di KBS.
Sejarah Panjang dan Transformasi KBS
KBS didirikan pada tanggal 31 Agustus 1916 oleh seorang jurnalis bernama H.F.K. Kommer sebagai Soerabaiasche Planten-en Dierentuin. Awalnya, kebun binatang ini dikelola oleh perkumpulan pecinta flora dan fauna. Lokasinya pun berpindah-pindah, mulai dari Kaliondo hingga akhirnya menetap di lokasi sekarang, Jalan Setail No. 1, Darmo, Wonokromo, Surabaya pada tahun 1922.
Perkembangan KBS mengalami pasang surut, terutama pada masa penjajahan Jepang dan setelah kemerdekaan. Sempat dikelola oleh berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kota Surabaya, kondisi KBS mengalami penurunan drastis pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21. Kekurangan dana, manajemen yang kurang profesional, serta minimnya perhatian terhadap kesejahteraan hewan, menjadi masalah utama.
Pada tahun 2010, Pemerintah Kota Surabaya mengambil alih pengelolaan KBS secara penuh. Sejak saat itu, berbagai upaya perbaikan dan revitalisasi dilakukan, termasuk peningkatan fasilitas, perbaikan kandang, program konservasi, serta peningkatan kualitas pelayanan. KBS kini berupaya untuk kembali menjadi kebun binatang modern yang berorientasi pada kesejahteraan hewan dan edukasi bagi masyarakat.
Daya Tarik dan Koleksi Satwa KBS
KBS memiliki daya tarik yang kuat bagi pengunjung dari berbagai kalangan usia. Dengan luas area sekitar 15 hektar, KBS menjadi rumah bagi ribuan satwa dari berbagai spesies, baik satwa endemik Indonesia maupun satwa dari berbagai belahan dunia. Koleksi satwa KBS sangat beragam, mulai dari mamalia, burung, reptil, hingga ikan.
Beberapa satwa ikonik di KBS antara lain:
- Komodo: KBS merupakan salah satu kebun binatang di Indonesia yang memiliki koleksi komodo, kadal raksasa endemik Indonesia yang dilindungi.
- Harimau Sumatera: Harimau Sumatera, salah satu subspesies harimau yang terancam punah, juga menjadi daya tarik utama KBS.
- Orangutan Kalimantan: Primata cerdas ini juga menjadi favorit pengunjung, terutama karena tingkah lakunya yang lucu dan menggemaskan.
- Buaya Muara: Reptil purba ini selalu menarik perhatian pengunjung dengan ukurannya yang besar dan penampilannya yang menakutkan.
- Berbagai Jenis Burung: KBS memiliki koleksi burung yang sangat beragam, mulai dari burung merak, burung kasuari, hingga berbagai jenis burung hantu.
Selain koleksi satwa, KBS juga menawarkan berbagai fasilitas dan aktivitas yang menarik bagi pengunjung, seperti:
- Area Bermain Anak: Terdapat area bermain anak yang dilengkapi dengan berbagai wahana permainan yang aman dan menyenangkan.
- Wahana Tunggang Gajah: Pengunjung dapat merasakan sensasi menunggang gajah berkeliling area KBS.
- Pertunjukan Satwa: Secara berkala, KBS menyelenggarakan pertunjukan satwa yang menampilkan berbagai keterampilan dan kecerdasan satwa.
- Edukasi Satwa: KBS juga menyelenggarakan program edukasi satwa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi satwa.
- Kuliner: Terdapat berbagai warung makan dan restoran di dalam area KBS yang menawarkan berbagai pilihan kuliner.
Kontroversi dan Sorotan Media
Meskipun memiliki daya tarik yang kuat, KBS juga seringkali menjadi sorotan media karena berbagai kontroversi, terutama terkait kesejahteraan hewan. Pada awal tahun 2010-an, KBS dikenal dengan sebutan "Kebun Binatang Maut" karena tingginya angka kematian satwa.
Beberapa kasus kematian satwa yang menjadi sorotan antara lain:
- Kematian Singa Afrika: Pada tahun 2010, seekor singa Afrika bernama Michael mati karena penyakit paru-paru.
- Kematian Jerapah: Pada tahun 2012, seekor jerapah mati karena menelan sampah plastik.
- Kematian Harimau Sumatera: Pada tahun 2013, seekor harimau Sumatera mati karena penyakit ginjal.
- Kasus Debora: Pada tahun 2018, seekor bayi orangutan bernama Debora mati karena terlambat mendapatkan penanganan medis.
Kasus-kasus kematian satwa ini memicu kemarahan publik dan mendorong berbagai organisasi perlindungan hewan untuk menuntut perbaikan di KBS. Pemerintah Kota Surabaya pun merespons dengan membentuk tim evaluasi dan melakukan berbagai upaya perbaikan.
Selain kasus kematian satwa, KBS juga seringkali dikritik karena kondisi kandang yang kurang memadai, kurangnya perawatan kesehatan, serta minimnya program enrichment untuk meningkatkan kesejahteraan hewan.
Upaya Perbaikan dan Transformasi KBS
Menyadari berbagai permasalahan yang ada, Pemerintah Kota Surabaya terus berupaya untuk melakukan perbaikan dan transformasi di KBS. Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain:
- Peningkatan Fasilitas dan Kandang: Kandang-kandang satwa direnovasi dan diperluas untuk memberikan ruang gerak yang lebih luas dan nyaman bagi satwa. Fasilitas pendukung seperti klinik hewan dan laboratorium juga ditingkatkan.
- Peningkatan Kualitas Perawatan Kesehatan: Tim medis KBS diperkuat dengan tenaga ahli yang kompeten. Program pencegahan dan pengobatan penyakit ditingkatkan.
- Program Enrichment: Program enrichment diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan fisik satwa. Program ini meliputi pemberian mainan, pemberian makanan dengan cara yang menantang, serta pengaturan lingkungan yang lebih alami.
- Peningkatan Kualitas Pakan: Kualitas pakan satwa ditingkatkan dengan memberikan pakan yang lebih bergizi dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing spesies.
- Pengembangan Program Konservasi: KBS aktif terlibat dalam program konservasi satwa, baik di dalam maupun di luar kebun binatang.
- Peningkatan Kualitas Pelayanan: Pelayanan kepada pengunjung ditingkatkan dengan memberikan informasi yang lebih lengkap dan akurat, serta menyediakan fasilitas yang lebih nyaman.
- Kerjasama dengan Pihak Ketiga: KBS menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk universitas, lembaga penelitian, dan organisasi perlindungan hewan, untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dan konservasi.
Upaya perbaikan dan transformasi ini menunjukkan komitmen Pemerintah Kota Surabaya untuk menjadikan KBS sebagai kebun binatang modern yang berorientasi pada kesejahteraan hewan dan edukasi bagi masyarakat.
Peran KBS dalam Edukasi dan Konservasi
Selain sebagai tempat rekreasi, KBS juga memiliki peran penting dalam edukasi dan konservasi satwa. Melalui program edukasi yang diselenggarakan, KBS berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi satwa dan habitatnya.
KBS juga aktif terlibat dalam program konservasi satwa, baik di dalam maupun di luar kebun binatang. KBS bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melakukan penelitian, breeding, dan rehabilitasi satwa.
Beberapa program konservasi yang dilakukan oleh KBS antara lain:
- Breeding Komodo: KBS berhasil melakukan breeding komodo, kadal raksasa endemik Indonesia yang dilindungi.
- Rehabilitasi Orangutan: KBS menjadi salah satu pusat rehabilitasi orangutan yang terlantar atau diselamatkan dari perdagangan ilegal.
- Konservasi Burung Endemik: KBS berpartisipasi dalam program konservasi burung endemik Indonesia yang terancam punah.
Dengan peran edukasi dan konservasi yang dimilikinya, KBS berupaya untuk memberikan kontribusi positif bagi pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
Tantangan dan Prospek KBS di Masa Depan
Meskipun telah mengalami banyak perbaikan, KBS masih menghadapi berbagai tantangan. Beberapa tantangan utama yang dihadapi KBS antara lain:
- Keterbatasan Anggaran: Anggaran yang terbatas menjadi kendala dalam melakukan perbaikan dan pengembangan KBS secara maksimal.
- Perubahan Iklim: Perubahan iklim dapat berdampak negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan satwa.
- Perdagangan Ilegal Satwa: Perdagangan ilegal satwa masih menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup satwa di KBS.
- Kesadaran Masyarakat: Kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi satwa masih perlu ditingkatkan.
Namun, di balik berbagai tantangan tersebut, KBS memiliki prospek yang cerah di masa depan. Dengan komitmen yang kuat dari Pemerintah Kota Surabaya, serta dukungan dari berbagai pihak, KBS diharapkan dapat terus berkembang menjadi kebun binatang modern yang berorientasi pada kesejahteraan hewan, edukasi, dan konservasi.
Beberapa prospek KBS di masa depan antara lain:
- Pengembangan Fasilitas: Pengembangan fasilitas yang lebih modern dan interaktif untuk meningkatkan pengalaman pengunjung.
- Peningkatan Program Edukasi: Peningkatan program edukasi yang lebih menarik dan efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
- Pengembangan Program Konservasi: Pengembangan program konservasi yang lebih luas dan berkelanjutan.
- Peningkatan Kualitas SDM: Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pengembangan kompetensi.
- Pemanfaatan Teknologi: Pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan dan pelayanan.
Dengan terus berbenah dan berinovasi, KBS diharapkan dapat menjadi kebanggaan Kota Surabaya dan menjadi contoh bagi kebun binatang lain di Indonesia.