Kebun Binatang Surabaya (KBS) adalah salah satu kebun binatang tertua dan terbesar di Indonesia. Terletak di jantung Kota Surabaya, Jawa Timur, KBS telah menjadi ikon dan daya tarik wisata populer selama bertahun-tahun. Namun, di balik popularitasnya, KBS juga menyimpan sejarah panjang yang penuh dengan tantangan, kontroversi, dan upaya perbaikan yang berkelanjutan. Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai aspek tentang KBS, mulai dari sejarah, koleksi satwa, permasalahan yang pernah dihadapi, hingga upaya revitalisasi yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan satwa dan pengalaman pengunjung.
Sejarah Panjang Kebun Binatang Surabaya
Sejarah KBS berawal jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1916, seorang jurnalis bernama H.F.K. Kommer, yang juga dikenal sebagai orang yang mencintai satwa, mendirikan sebuah perkumpulan bernama Soerabaiasche Planten-en Dierentuin (Kebun Botani dan Binatang Surabaya). Awalnya, kebun binatang ini hanya berupa koleksi pribadi yang terletak di Kaliondo, Surabaya.
Pada tahun 1918, kebun binatang ini dipindahkan ke daerah Groedo (sekarang Jalan Ciliwung). Koleksi satwa terus bertambah, dan popularitasnya semakin meningkat. Namun, karena keterbatasan dana dan manajemen yang belum terorganisir dengan baik, kebun binatang ini sempat mengalami masa-masa sulit.
Pada tahun 1922, atas prakarsa dari beberapa tokoh masyarakat Surabaya, termasuk Walikota Surabaya saat itu, Mr. A.G. Von Groll, Soerabaiasche Planten-en Dierentuin diubah menjadi sebuah yayasan bernama Soerabaiasche Dierentuin Vereeniging. Yayasan ini bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengembangan kebun binatang.
Lokasi kebun binatang kembali dipindahkan pada tahun 1927 ke lokasi yang saat ini, yaitu di Jalan Setail No. 1 Surabaya. Luasnya mencapai 15 hektar, dan dirancang dengan konsep yang lebih modern dan terstruktur. Pada masa itu, KBS menjadi salah satu kebun binatang terbaik di Asia Tenggara.
Setelah kemerdekaan Indonesia, pengelolaan KBS diserahkan kepada Pemerintah Kota Surabaya. Nama Soerabaiasche Dierentuin Vereeniging diubah menjadi Kebun Binatang Surabaya. Sejak saat itu, KBS terus berkembang dan menjadi salah satu kebanggaan Kota Surabaya.
Koleksi Satwa yang Beragam
KBS memiliki koleksi satwa yang sangat beragam, terdiri dari berbagai jenis mamalia, burung, reptil, dan ikan. Beberapa satwa ikonik yang menjadi daya tarik utama KBS antara lain:
- Komodo (Varanus komodoensis): KBS merupakan salah satu kebun binatang di Indonesia yang memiliki koleksi komodo yang cukup banyak. Komodo adalah kadal terbesar di dunia dan merupakan satwa endemik Indonesia.
- Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae): Harimau Sumatera adalah salah satu subspesies harimau yang paling terancam punah. KBS memiliki program penangkaran harimau Sumatera yang bertujuan untuk melestarikan populasi satwa ini.
- Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus): Orangutan Kalimantan adalah salah satu jenis kera besar yang hanya ditemukan di Pulau Kalimantan. KBS juga memiliki program konservasi orangutan Kalimantan.
- Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus): Gajah Sumatera adalah salah satu subspesies gajah Asia yang juga terancam punah. KBS memiliki beberapa ekor gajah Sumatera yang menjadi daya tarik bagi pengunjung.
- Buaya Muara (Crocodylus porosus): Buaya Muara adalah salah satu jenis buaya terbesar di dunia. KBS memiliki koleksi buaya muara yang cukup banyak, termasuk beberapa ekor buaya yang berukuran sangat besar.
Selain satwa-satwa tersebut, KBS juga memiliki koleksi satwa lainnya seperti beruang madu, rusa, kancil, berbagai jenis burung (elang, merak, kasuari), reptil (ular, kura-kura), dan ikan. Keberagaman koleksi satwa ini menjadikan KBS sebagai salah satu pusat konservasi dan edukasi satwa yang penting di Indonesia.
Krisis dan Kontroversi yang Menimpa KBS
Meskipun memiliki sejarah panjang dan koleksi satwa yang beragam, KBS juga pernah mengalami masa-masa sulit dan kontroversi. Pada awal tahun 2010-an, KBS dilanda krisis yang sangat parah. Beberapa permasalahan utama yang dihadapi KBS pada saat itu antara lain:
- Kematian Satwa yang Tinggi: Tingkat kematian satwa di KBS sangat tinggi, bahkan mencapai rekor yang memprihatinkan. Banyak satwa yang mati karena sakit, kelaparan, atau kondisi kandang yang tidak layak.
- Manajemen yang Buruk: Pengelolaan KBS pada saat itu dinilai sangat buruk, tidak profesional, dan sarat dengan praktik korupsi. Hal ini menyebabkan berbagai permasalahan, termasuk kurangnya dana untuk perawatan satwa dan perbaikan fasilitas.
- Kondisi Kandang yang Tidak Layak: Kondisi kandang di KBS banyak yang tidak layak, sempit, kotor, dan tidak sesuai dengan kebutuhan satwa. Hal ini menyebabkan satwa stres, sakit, dan bahkan mati.
- Kurangnya Pengawasan: Pengawasan terhadap pengelolaan KBS sangat lemah, sehingga banyak terjadi pelanggaran dan penyimpangan.
Krisis yang melanda KBS pada saat itu menjadi sorotan media nasional dan internasional. Banyak pihak yang mengecam kondisi KBS dan menuntut adanya perbaikan yang signifikan. Pemerintah Kota Surabaya kemudian mengambil langkah-langkah untuk mengatasi krisis tersebut, termasuk membentuk tim transisi untuk mengambil alih pengelolaan KBS dari pengelola lama.
Upaya Revitalisasi dan Pembenahan KBS
Setelah mengalami masa-masa sulit, KBS mulai berbenah diri. Pemerintah Kota Surabaya bersama dengan berbagai pihak terkait melakukan upaya revitalisasi dan pembenahan yang komprehensif. Beberapa langkah yang diambil antara lain:
- Perbaikan Manajemen: Manajemen KBS diperbaiki secara menyeluruh. Pengelola yang tidak kompeten diganti dengan orang-orang yang profesional dan memiliki komitmen tinggi terhadap kesejahteraan satwa. Sistem pengelolaan keuangan juga diperbaiki untuk mencegah praktik korupsi.
- Peningkatan Kesejahteraan Satwa: Kesejahteraan satwa menjadi prioritas utama. Kondisi kandang diperbaiki dan diperluas. Program pemberian pakan ditingkatkan, dan perawatan kesehatan satwa diperketat.
- Peningkatan Fasilitas: Fasilitas di KBS ditingkatkan, termasuk pembangunan fasilitas baru seperti rumah sakit hewan, laboratorium, dan pusat informasi. Fasilitas pengunjung juga diperbaiki untuk meningkatkan kenyamanan.
- Pengembangan Program Edukasi dan Konservasi: Program edukasi dan konservasi satwa ditingkatkan. KBS bekerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan dan organisasi konservasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian satwa.
Upaya revitalisasi dan pembenahan KBS mulai membuahkan hasil. Tingkat kematian satwa menurun secara signifikan, kondisi kandang semakin membaik, dan fasilitas semakin lengkap. KBS kembali menjadi daya tarik wisata yang populer di Kota Surabaya.
Peran KBS dalam Konservasi Satwa
KBS memiliki peran penting dalam konservasi satwa, khususnya satwa-satwa endemik Indonesia yang terancam punah. KBS melakukan berbagai upaya konservasi, antara lain:
- Penangkaran Satwa: KBS memiliki program penangkaran satwa yang bertujuan untuk meningkatkan populasi satwa-satwa yang terancam punah. Beberapa satwa yang berhasil ditangkarkan di KBS antara lain harimau Sumatera, orangutan Kalimantan, dan komodo.
- Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: KBS melakukan program pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian satwa. Program ini ditujukan kepada berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
- Penelitian: KBS melakukan penelitian tentang perilaku, kesehatan, dan reproduksi satwa. Hasil penelitian ini digunakan untuk meningkatkan pengelolaan dan konservasi satwa.
- Kerjasama dengan Lembaga Lain: KBS bekerja sama dengan berbagai lembaga lain, seperti universitas, organisasi konservasi, dan pemerintah daerah, untuk meningkatkan upaya konservasi satwa.
Melalui upaya-upaya tersebut, KBS berkontribusi secara signifikan terhadap pelestarian satwa-satwa yang terancam punah di Indonesia.
KBS Sebagai Destinasi Wisata Edukatif
Selain sebagai pusat konservasi satwa, KBS juga merupakan destinasi wisata edukatif yang populer. KBS menawarkan berbagai pengalaman menarik dan mendidik bagi pengunjung, antara lain:
- Melihat Koleksi Satwa yang Beragam: Pengunjung dapat melihat berbagai jenis satwa dari seluruh dunia, termasuk satwa-satwa endemik Indonesia yang langka dan terancam punah.
- Belajar tentang Satwa: Pengunjung dapat belajar tentang berbagai aspek tentang satwa, seperti habitat, perilaku, makanan, dan cara konservasinya.
- Berinteraksi dengan Satwa: Pada beberapa area tertentu, pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan satwa, seperti memberi makan rusa atau berfoto dengan burung.
- Menikmati Fasilitas yang Lengkap: KBS memiliki fasilitas yang lengkap, seperti restoran, toko souvenir, area bermain anak, dan pusat informasi.
KBS merupakan tempat yang ideal untuk berlibur bersama keluarga sambil belajar tentang satwa dan lingkungan. KBS tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga memberikan edukasi yang berharga bagi pengunjung.
Tantangan dan Harapan Masa Depan KBS
Meskipun telah banyak kemajuan yang dicapai, KBS masih menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Beberapa tantangan tersebut antara lain:
- Keterbatasan Dana: Keterbatasan dana masih menjadi masalah utama bagi KBS. Dana yang terbatas dapat menghambat upaya pengembangan dan pemeliharaan KBS.
- Perubahan Iklim: Perubahan iklim dapat berdampak negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan satwa. KBS perlu beradaptasi dengan perubahan iklim untuk melindungi satwa.
- Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesejahteraan satwa dan konservasi lingkungan sangat penting. KBS perlu terus meningkatkan program edukasi dan sosialisasi.
Namun, di balik tantangan-tantangan tersebut, terdapat harapan yang besar untuk masa depan KBS. Dengan dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, KBS dapat terus berkembang dan menjadi kebun binatang yang lebih baik, lebih modern, dan lebih berkontribusi terhadap konservasi satwa. KBS diharapkan dapat terus menjadi ikon Kota Surabaya dan kebanggaan Indonesia.