Membuat kompos di rumah adalah cara yang fantastis untuk mengurangi limbah makanan dan halaman, sekaligus menyediakan pupuk yang kaya nutrisi untuk tanaman Anda. Proses ini, meskipun terdengar rumit, sebenarnya cukup sederhana dan dapat disesuaikan dengan berbagai ruang dan gaya hidup. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang cara membuat kompos sederhana di rumah, mencakup berbagai metode, bahan yang diperlukan, dan tips untuk keberhasilan.
1. Memahami Dasar-Dasar Pengomposan
Pengomposan adalah proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan cacing tanah. Mikroorganisme ini membutuhkan karbon, nitrogen, air, dan oksigen untuk berfungsi secara efektif. Keseimbangan antara bahan kaya karbon ("coklat") dan bahan kaya nitrogen ("hijau") sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang optimal bagi dekomposisi.
- Bahan "Coklat": Kaya karbon, kering, dan kasar. Contohnya termasuk daun kering, ranting kecil, serbuk gergaji, kertas koran yang dicabik-cabik (tanpa tinta berwarna), kardus yang dicabik-cabik, dan jerami. Bahan-bahan ini memberikan energi bagi mikroorganisme.
- Bahan "Hijau": Kaya nitrogen, lembab, dan segar. Contohnya termasuk sisa makanan sayuran dan buah-buahan, ampas kopi, teh celup, rumput segar, dan pupuk kandang. Bahan-bahan ini menyediakan protein bagi mikroorganisme.
Idealnya, rasio antara bahan coklat dan hijau adalah sekitar 2:1 hingga 3:1. Rasio ini membantu menjaga kelembapan yang tepat dan menyediakan nutrisi yang cukup bagi mikroorganisme untuk bekerja dengan efisien. Kekurangan coklat dapat menyebabkan tumpukan kompos menjadi lembek dan berbau tidak sedap. Kekurangan hijau dapat memperlambat proses dekomposisi.
Selain karbon dan nitrogen, air dan oksigen juga penting. Tumpukan kompos harus lembab seperti spons yang diperas. Jika terlalu kering, mikroorganisme tidak akan aktif. Jika terlalu basah, oksigen akan berkurang dan menyebabkan kondisi anaerobik yang menghasilkan bau tidak sedap. Mengaduk tumpukan kompos secara teratur membantu menyediakan oksigen.
2. Memilih Metode Pengomposan yang Tepat
Ada beberapa metode pengomposan yang dapat Anda pilih, tergantung pada ruang yang tersedia, jumlah limbah yang dihasilkan, dan tingkat kenyamanan Anda.
-
Pengomposan di Tumpukan (Heap Composting): Ini adalah metode yang paling tradisional dan cocok untuk halaman yang luas. Anda hanya perlu menumpuk bahan organik di satu lokasi. Tumpukan ini harus dijaga kelembapannya dan dibalik secara teratur untuk menyediakan oksigen. Metode ini membutuhkan lebih banyak ruang dan waktu, tetapi dapat menghasilkan volume kompos yang besar.
-
Pengomposan di Wadah (Bin Composting): Metode ini lebih terstruktur dan cocok untuk ruang yang lebih kecil. Anda dapat menggunakan wadah plastik, kayu, atau kawat untuk menampung bahan kompos. Ada berbagai jenis wadah kompos yang tersedia, mulai dari yang sederhana hingga yang berputar (tumbler). Wadah berputar memudahkan proses pembalikan.
-
Pengomposan Vermikompos (Worm Composting): Metode ini menggunakan cacing tanah (biasanya Eisenia fetida) untuk membantu memecah bahan organik. Vermikompos sangat efektif untuk mengompos sisa makanan dapur dan menghasilkan kompos berkualitas tinggi yang disebut vermicast. Metode ini cocok untuk apartemen atau rumah dengan ruang terbatas. Anda akan membutuhkan wadah khusus untuk vermikompos dan populasi cacing yang cukup.
-
Pengomposan Bokashi: Metode ini melibatkan fermentasi anaerobik bahan organik menggunakan Bokashi bran yang mengandung mikroorganisme efektif (EM). Bokashi dapat mengompos semua jenis sisa makanan, termasuk daging dan produk susu, yang biasanya tidak boleh dimasukkan ke dalam kompos tradisional. Setelah difermentasi, bahan Bokashi perlu dikubur di tanah atau dimasukkan ke dalam tumpukan kompos tradisional untuk menyelesaikan proses dekomposisi.
3. Membuat Kompos di Tumpukan: Langkah Demi Langkah
Jika Anda memiliki ruang yang cukup, pengomposan di tumpukan adalah pilihan yang bagus. Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Pilih Lokasi: Pilih lokasi yang teduh dan mudah diakses, dengan drainase yang baik. Idealnya, lokasi tersebut harus dekat dengan sumber air.
- Siapkan Dasar Tumpukan: Mulailah dengan lapisan bahan coklat setebal 15-30 cm, seperti ranting kecil atau jerami. Ini akan membantu meningkatkan aerasi dan drainase.
- Tambahkan Lapisan Hijau dan Coklat: Tambahkan lapisan bahan hijau dan coklat secara bergantian. Ingatlah untuk menjaga rasio sekitar 2:1 hingga 3:1.
- Jaga Kelembapan: Siram tumpukan secara teratur untuk menjaganya tetap lembab seperti spons yang diperas.
- Aduk Tumpukan: Aduk tumpukan setiap beberapa minggu untuk menyediakan oksigen dan mempercepat proses dekomposisi. Gunakan garpu taman atau sekop untuk membalik bahan.
- Perhatikan Suhu: Suhu ideal untuk pengomposan adalah antara 55-65°C. Suhu ini akan membunuh sebagian besar patogen dan biji gulma. Anda dapat menggunakan termometer kompos untuk memantau suhu.
- Panen Kompos: Kompos siap dipanen ketika berwarna gelap, rapuh, dan berbau tanah. Proses ini biasanya memakan waktu beberapa bulan, tergantung pada kondisi lingkungan dan jenis bahan yang digunakan.
4. Mengompos di Wadah: Panduan Praktis
Pengomposan di wadah adalah pilihan yang baik untuk ruang yang lebih kecil. Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Pilih Wadah: Pilih wadah kompos yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Pastikan wadah tersebut memiliki lubang ventilasi untuk sirkulasi udara.
- Siapkan Dasar Wadah: Mulailah dengan lapisan bahan coklat setebal 15-30 cm, seperti daun kering atau serbuk gergaji.
- Tambahkan Lapisan Hijau dan Coklat: Tambahkan lapisan bahan hijau dan coklat secara bergantian, seperti pada pengomposan di tumpukan.
- Jaga Kelembapan: Siram wadah secara teratur untuk menjaganya tetap lembab.
- Aduk Wadah: Aduk wadah secara teratur untuk menyediakan oksigen. Jika Anda menggunakan wadah berputar (tumbler), cukup putar wadah secara berkala.
- Pantau Proses: Perhatikan proses dekomposisi. Jika kompos terlalu basah, tambahkan lebih banyak bahan coklat. Jika terlalu kering, tambahkan air.
- Panen Kompos: Kompos siap dipanen ketika berwarna gelap, rapuh, dan berbau tanah.
5. Tips untuk Pengomposan yang Sukses
Berikut adalah beberapa tips tambahan untuk memastikan keberhasilan pengomposan Anda:
- Cincang Bahan: Mencincang bahan organik menjadi potongan-potongan kecil akan mempercepat proses dekomposisi.
- Hindari Bahan yang Tidak Boleh Dikompos: Hindari memasukkan daging, produk susu, minyak, lemak, dan tulang ke dalam tumpukan kompos tradisional, karena bahan-bahan ini dapat menarik hama dan menghasilkan bau tidak sedap. (Bokashi adalah pengecualian).
- Kendali Hama: Jika Anda memiliki masalah dengan hama seperti lalat atau tikus, pastikan untuk menutup tumpukan kompos dengan baik dan mengubur sisa makanan di tengah tumpukan.
- Gunakan Aktivator Kompos: Anda dapat menggunakan aktivator kompos komersial atau bahan alami seperti pupuk kandang atau kompos yang sudah jadi untuk mempercepat proses dekomposisi.
- Bersabar: Pengomposan membutuhkan waktu. Jangan berkecil hati jika prosesnya berjalan lambat. Teruslah menambahkan bahan, menjaga kelembapan, dan mengaduk tumpukan, dan pada akhirnya Anda akan mendapatkan kompos yang berkualitas.
6. Mengatasi Masalah Umum dalam Pengomposan
Terkadang, Anda mungkin menghadapi masalah saat mengompos. Berikut adalah beberapa masalah umum dan solusinya:
- Bau Tidak Sedap: Bau tidak sedap biasanya disebabkan oleh kondisi anaerobik (kurangnya oksigen). Aduk tumpukan secara teratur dan tambahkan lebih banyak bahan coklat untuk meningkatkan aerasi.
- Kompos Terlalu Basah: Tambahkan lebih banyak bahan coklat kering untuk menyerap kelebihan air.
- Kompos Terlalu Kering: Siram tumpukan secara teratur untuk menjaganya tetap lembab.
- Lambatnya Dekomposisi: Pastikan rasio bahan hijau dan coklat seimbang. Tambahkan aktivator kompos untuk mempercepat proses dekomposisi.
- Hama: Tutup tumpukan kompos dengan baik dan kubur sisa makanan di tengah tumpukan. Gunakan jaring untuk mencegah lalat masuk.