Kompos merupakan pupuk organik yang dihasilkan dari proses dekomposisi bahan-bahan organik seperti sisa makanan, daun kering, dan rumput. Pemanfaatan kompos di kebun atau pot tanaman memberikan banyak manfaat, antara lain memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kandungan unsur hara, dan mengurangi penggunaan pupuk kimia. EM4 (Effective Microorganisms 4) adalah kultur campuran mikroorganisme yang bermanfaat untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik menjadi kompos. Dengan EM4, proses pembuatan kompos menjadi lebih efisien dan menghasilkan kompos berkualitas tinggi. Artikel ini akan membahas secara detail cara membuat kompos menggunakan EM4 skala rumah tangga.
1. Memahami Prinsip Dasar Pengomposan dengan EM4
Pengomposan adalah proses biologis di mana mikroorganisme menguraikan bahan organik menjadi humus, yaitu bahan organik yang stabil dan kaya nutrisi. EM4 berperan sebagai inokulan, yaitu penambah populasi mikroorganisme yang efektif dalam proses dekomposisi. EM4 mengandung bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik, jamur fermentasi, actinomycetes, dan ragi. Masing-masing mikroorganisme ini memiliki peran spesifik dalam menguraikan bahan organik.
-
Bakteri Asam Laktat: Menghasilkan asam laktat yang menekan pertumbuhan bakteri patogen dan mempercepat fermentasi bahan organik.
-
Bakteri Fotosintetik: Mensintesis senyawa organik dari cahaya matahari dan gas karbon dioksida, menyediakan nutrisi bagi mikroorganisme lain.
-
Jamur Fermentasi: Mendekomposisi bahan organik yang sulit terurai seperti selulosa dan lignin.
-
Actinomycetes: Menghasilkan antibiotik alami yang menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan membantu dalam pembentukan humus.
-
Ragi: Memfermentasi gula dan karbohidrat, menghasilkan alkohol dan asam organik yang membantu dalam dekomposisi.
Dengan memanfaatkan EM4, proses pengomposan menjadi lebih cepat, mengurangi bau tidak sedap, dan menghasilkan kompos yang lebih berkualitas. EM4 juga membantu menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen yang dapat merugikan tanaman.
2. Persiapan Bahan dan Peralatan
Sebelum memulai proses pengomposan, pastikan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan sudah tersedia. Berikut adalah daftar bahan dan peralatan yang diperlukan:
- Bahan Organik: Sisa makanan (sayuran, buah-buahan, ampas kopi), daun kering, rumput, serbuk gergaji, sekam padi, kotoran hewan (opsional).
- EM4: EM4 pertanian atau EM4 peternakan (dapat dibeli di toko pertanian).
- Molase atau Gula Merah: Sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme EM4.
- Air Bersih: Untuk mengencerkan EM4 dan menjaga kelembaban kompos.
- Wadah Kompos: Bisa berupa ember besar, kotak plastik, atau tumpukan di tanah yang teduh.
- Alas: Terpal atau plastik untuk menutupi wadah kompos (opsional).
- Sprayer atau Gembor: Untuk menyemprotkan larutan EM4.
- Sarung Tangan: Untuk melindungi tangan saat mengolah bahan organik.
- Sekop atau Garpu: Untuk mencampur dan membalik kompos.
Pastikan semua bahan organik dicacah atau dipotong kecil-kecil agar proses dekomposisi lebih cepat. Hindari penggunaan bahan organik yang mengandung minyak, lemak, atau bahan kimia berbahaya.
3. Membuat Larutan EM4 Aktif
Sebelum digunakan, EM4 perlu diaktifkan terlebih dahulu agar mikroorganisme di dalamnya menjadi lebih aktif dan berkembang biak. Berikut adalah cara membuat larutan EM4 aktif:
- Siapkan Bahan:
- 1 liter air bersih (tanpa kaporit)
- 2 sendok makan molase atau gula merah yang dilarutkan dalam sedikit air hangat.
- 2 sendok makan EM4.
- Campurkan Bahan: Masukkan air ke dalam wadah, lalu tambahkan larutan molase atau gula merah. Aduk hingga tercampur rata.
- Tambahkan EM4: Masukkan EM4 ke dalam campuran air dan molase. Aduk kembali hingga semua bahan tercampur rata.
- Fermentasi: Tutup wadah dengan rapat, namun jangan sampai kedap udara. Simpan di tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung selama 24 jam.
- Periksa Larutan: Setelah 24 jam, larutan EM4 aktif siap digunakan. Larutan yang berhasil akan memiliki aroma asam manis yang khas. Jika berbau busuk, berarti proses fermentasi gagal dan larutan tidak dapat digunakan.
Larutan EM4 aktif sebaiknya digunakan dalam waktu 24 jam setelah dibuat. Jika tidak, aktivitas mikroorganisme akan menurun.
4. Proses Pengomposan dengan EM4
Setelah larutan EM4 aktif siap, proses pengomposan dapat dimulai. Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Siapkan Wadah Kompos: Pilih wadah kompos yang sesuai dengan volume bahan organik yang akan dikomposkan. Jika menggunakan tumpukan di tanah, pastikan tempatnya teduh dan terlindung dari hujan.
- Buat Lapisan Dasar: Letakkan lapisan bahan organik kasar seperti ranting atau serbuk gergaji di dasar wadah kompos. Lapisan ini berfungsi untuk aerasi dan drainase.
- Susun Bahan Organik: Susun bahan organik secara berlapis-lapis, mulai dari bahan yang mudah terurai seperti sisa makanan dan sayuran, diikuti dengan bahan yang lebih sulit terurai seperti daun kering dan rumput.
- Semprotkan Larutan EM4: Setiap kali menambahkan lapisan bahan organik, semprotkan larutan EM4 aktif secara merata. Pastikan semua bagian bahan organik terkena larutan EM4.
- Jaga Kelembaban: Jaga kelembaban kompos agar tetap ideal, yaitu sekitar 50-60%. Jika kompos terlalu kering, tambahkan air. Jika terlalu basah, tambahkan bahan organik kering seperti serbuk gergaji atau daun kering.
- Aduk atau Balik Kompos: Setiap 2-3 hari sekali, aduk atau balik kompos untuk memastikan aerasi dan pemerataan dekomposisi. Proses pengadukan juga membantu mencegah bau tidak sedap.
- Tutup Wadah Kompos: Tutup wadah kompos dengan terpal atau plastik untuk menjaga kelembaban dan suhu. Namun, pastikan ada ventilasi agar oksigen tetap masuk.
5. Pemantauan dan Pemeliharaan Kompos
Selama proses pengomposan, lakukan pemantauan dan pemeliharaan secara berkala. Perhatikan beberapa hal berikut:
- Suhu Kompos: Suhu kompos akan meningkat selama proses dekomposisi aktif. Suhu ideal untuk pengomposan adalah antara 40-60°C. Jika suhu terlalu tinggi, tambahkan air dan aduk kompos.
- Kelembaban Kompos: Jaga kelembaban kompos agar tetap ideal. Kompos yang terlalu kering akan menghambat proses dekomposisi, sedangkan kompos yang terlalu basah akan menyebabkan bau tidak sedap.
- Aroma Kompos: Kompos yang baik akan memiliki aroma tanah yang segar. Jika kompos berbau busuk, berarti ada masalah dengan aerasi atau kelembaban.
- Hama: Periksa kompos secara berkala untuk memastikan tidak ada hama seperti lalat atau belatung. Jika ada hama, tambahkan lapisan tanah atau abu kayu di atas kompos.
Dengan pemantauan dan pemeliharaan yang baik, proses pengomposan akan berjalan lancar dan menghasilkan kompos berkualitas tinggi.
6. Pemanenan dan Penyimpanan Kompos
Kompos siap panen setelah mengalami proses dekomposisi selama 1-3 bulan, tergantung pada jenis bahan organik dan kondisi lingkungan. Ciri-ciri kompos yang sudah matang adalah:
- Berwarna coklat kehitaman.
- Bertekstur remah dan tidak menggumpal.
- Berbau tanah yang segar.
- Tidak lagi terlihat bentuk asli bahan organik.
Untuk memanen kompos, ayak kompos menggunakan saringan untuk memisahkan bahan yang belum terdekomposisi sempurna. Bahan yang belum terdekomposisi dapat dikembalikan ke wadah kompos untuk proses lebih lanjut.
Kompos yang sudah matang sebaiknya disimpan di tempat yang kering dan teduh. Kompos dapat disimpan dalam karung atau wadah tertutup. Kompos yang disimpan dengan baik dapat bertahan selama beberapa bulan tanpa kehilangan kualitasnya. Kompos siap digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman di kebun atau pot. Aplikasikan kompos di sekitar tanaman atau campurkan ke dalam media tanam. Kompos akan memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dan memperbaiki struktur tanah.